Senin, 16 April 2012

7 Years of Love (cerpen 1)

7 Years of Love
(karya Desi Wulandri)
 
          Terdengar suara burung yang bernyanyi, suara dedaunan yang tertiup angin. Tampak seorang wanita yang duduk di bangku taman dengan bunga Sakura berwarna merah muda yang berguguran bersama buku sketchnya, dan terdengar lagu yang berjudul “ 7 Years of Love” dari headphonenya. Seorang mahasiswi Universitas Kyung Hee jurusan Arsitektur yang berumur 25 tahun, bernama Choi Sora.
            “ Sora!!” terdengar suara dua orang mahasiswi lain, mereka teman Sora, Kang Hyejin dan Cho Ara. Sora membalasnya dengan menaikan tangan kanannya dan tersenyum tipis. Sora, Hyejin, dan Ara sudah bersahabat dari mereka masih duduk di bangku SMA, di SMA Yeom Kwang.
            “ Sora kau masih memikirkan dia? Untuk apa kau memikirkan dia?” ucap Hyejin sambil menepuk pundak sebelah kanan Sora. “ Orangnya sudah pergi entah kemana, seperti ditelan bumi saja tidak ada jejak sama sekali” jelas Ara.
            Sora tidak menghiraukan apa yang dikatakan sahabatnya, Sora masih melanjutkan gambar bunga Sakura di buku sketchnya.
            “Sora ayo kita makan dubbokki yang super pedas, di kedai bibi Minam!” ajak Ara untuk menghiburnya.
            “Ara…..” ucap Hyejin dengan bibir meringis. Kedai bibi Minam adalah kedai dimana mereka (Sora, Hyejin, Ara) dan Song Joongki selalu mampir untuk melepaskan stress setelah tes di sekolah mereka, SMA Yeom Kwang.
            “Tidak, aku tidak apa- apa Hyejin…”ucap Sora sambil tersenyum lebar. “Baiklah ayo kita makan dubbokki yang pedas di kedai bibi Minam, aku yang bayar hari ini” ajak Sora sambil melepas headphonenya, dan menarik kedua sahabatnya hingga mereka bangkit dari bangku taman.
            Di kedai bibi Minam. “ehh kalian, mau pesan apa?” tanya bibi Minam sambil membawa piring- piring kotor di atas nampan berwarna hitam.
            “ Kami pesan dubbokki yang super peda bi!” ucap Sora semangat walau hatinya yang sedang sepi karen menunggu orang yang sudah lama ian ingin temui untuk menanyakan, mengapa kau pergi tanpa pamit.
            “ Ini dia dubbokki super pedas special untuk pelanggan setiaku yang selama 7 tahun lebih selalu mampir ke kedaiku, selamat menikamati!” ucap bibi Minam sambil meletakan nampan dengan sepiring besar dubbokki super pedas dengan asap yang bertanda masih panas.
            “ Wahhh kelihatannya enak sekali!” ucap Ara sambil mengambil sumpit yang ada di atas meja.
            “ Bukannya  sama saja seperti sebelumnya” ucap Hyejin menganggukan kepalanya ke atas.
            “ Tapi ini beda Hyejin… kata bibi Minam ini dubbokki special untuk kita, ini pasti sangat enak” jawab Ara sambil meluruskan sumpit yang dipegangnya di meja.
            “ Sudah sudah kita makan saja dubbokki ini” ucap Sora melerai.
          Hari sudah berganti, tapi belum ada kabar tentang Song Joongki. Sora, Hyejin dan Ara sedang makan siang di kantin Universitas Kyung Hee.
            “ Aduhh aku belum punya ide untuk membuat desain rumah yang sederhana tapi elegan, bagaimana ya?” ucap Hyejin disela makan siang mereka.
            “ Ya aku juga sedang memikirkan tugas itu” ucap Sora.
            “ Hyejin, Sora tadi pagi aku membeli majalah ada berita kalau akan ada pameran desain rumah Arsitek terkenal dari luar negeri, di Gedung Namsan!” ucap Ara semangat memberi tahu kedua sahabatnya itu.
            “ Ahh benarkah? Kapan pameran itu dibuka?” tiba- tiba Seunggi datang dan duduk di sebelah Sora. Seunggi, Lee Seunggi, seorang mahasiswa arsitektur yang tampan dan keren sih, dia tertarik kepada Sora tapi Sora hanya menganggapnya sebagai teman karena Sora masih menunggu Joongki datang.
            “ Ahh Seunggi kau tiba- tiba datang?” ucap Hyejin kesal.
            “ Iya aku juga mau makan lapar, aku belum sarapan” ucap Seunggi sambil memegang perutnya. “ Ara apa benar yang kau katakan itu? Sora apa kau akan kesana untuk melihat desain- desain arsitek terkenal dari luar negeri itu?” ucap Seunggi penasaran.
            “ Ya tentu saja, untuk apa aku bohong” ucap Ara sambil melahap satu potong kimbab dari piringnya.
            “ Itu sepertinya menarik, sayang kalau kita melewatkannya. Hyejin kau mau ikut kan? Ara kau juga kan? Seunggi kau juga akan ikut kan?” jawab Sora bersemangat.
            “ Iyaaa Sora aku pasti ikut kemana kau pergi, dan sepertinya pameran itu bisa menjadi inpirasi kita untuk membuat desai rumah yang sederhana tapi elegan. Aku ikut!” ucap Seunggi nyengiir dan mengambil satu kimbab dari piring yang ada di meja.
            “ Ya aku juga ikut Sora!” jawab Hyejin sambil mengangkat tangan kanannya yang memegang sumpit.
            “ Aku juga pasti ikut, aku Ara selalu menemani sahabat- sahabatku kapanpun aku bisa” ucap Ara sambil menggebrak meja. “ ahh
(jeosohamnida) maaf aku terlalu bersemangat” ucap Ara kepada semua orang yang tiba- tiba melihat ke arah mereka sambil membungkukan badannya.
            “ Okey, besok kita ke pameran di Gedung Namsan, besok hari Sabtu kita tidak ada kuliah” ucap Sora menyetujui rencana ini. Hyejin tersenyum gembira karena melihat sahabatnya bisa melupakan Joongki. Seunggi juga tersenyum karena melihat Sora yang gembira, walau Seunggi tahu bahwa Sora selalu memikirkan Joongki, orang yang selama 7 tahun ini selalu ditunggunya.
            Esok harinya Seunggi memakai celana jeans coklat dengan atas kuning dengan jaket laki- lakinya yang keren, dia menunggu di depan mobil Juke berwana abu- abu punyanya di depan rumah Sora sambil merapihkan pakaiannya.
            “ Seunggi kau menunggu lama ya? Maafkan aku ya tadi aku harus menyiapkan bekal adikku” ucap Sora sambil merapihkan jaket hijau tua yang dia pakai dengan jeans hitamnya.
            “ Tidak apa- apa Sora tidak usah sungkan, tolong anggap aku seperti Hyejin dan Ara, sahabat- sahabatmu ya..”ucap Seunggi.
            “ Baiklah maafkan aku ya, aku tidak enak padamu kau selalu baik padaku dan sahabat- sahabatku”ucap Sora dengan tersenyum. “ Yasudah ayo kita ke rumah Hyejin dan Ara juga” ajak Sora.
            Setelah menjemput Hyejin dan terakhir Ara mereka sudah siap ke Gedung Namsan.
            “ Baiklah… (cheolbae) berangkat!!” ucap Seunggi sambil menginjak pedal gasnya. Perjalanan dari Busan ke Namsan sekitar dua sampai tiga jam. Mereka sudah membawa perbekalan jika mereka memang harus menginap.
            Mereka sangat menikmati perjalanan ini. Dan tidak terasa tiga jam lebih sudah berlalu, sekitar pukul 11 pagi mereka sampai di Namsan. Pameran dibuka pukuk 11 pagi. Disana mereka bisa melihat hasil karya arsitek terkenal dari luar negeri pula, yang pastinya dia pernah mengalami hal seperti mereka. Dan mereka juga berharap mereka bisa seperti arsitek terkenal dari luar negeri tersebut. Mereka belum tahu bahwa arsitek tersebut juga seumuran dengan mereka tapi dia memang luar biasa sekali hingga bisa menjadi seorang Arsitek yang terkenal luar biasa.
            “ Ayo kita masuk!” ajak Ara kepada sahabat- sahabatnya.
            Mereka melihat desain- desain yang tak terpikirkan oleh mereka, benar- benar ide yang luar biasa. Mereka menyusuri lorong demi lorong gedung itu, hingga sampai di foto koleksi arsitek tersebut.
            “ Sora kemari!!!!cepat cepat” ucap Hyejin dengan tidak sabar untuk Sora melihat foto 3 orang siswa SMA yang tersenyum bahagia dan muka penuh coretan cat, karena itu adalah foto Sora, Hyejin dan Ara saat mereka sedang mengecat kelas mereka saat SMA dan yang memotretnya adalah Joongki.
            “ Ada apa sih Hyejin? Ada apa? Kenapa?” jawab Seunggi yang heran mengapa Hyejin seperti itu.
            “ Kemariii cepat!” ucap Hyejin pada Sora, Ara dan juga Seunggi.
            “ Ini..? apa? Kenapa foto kita di pajang di pameran ini?” ucap Sora heran  dan mengingat kembali bahwa saat itu yang memotret adalah Joongki.
            “ Iya kenapa ada di sini foto kita?” tanya Ara kembali.
            “ Wahh iya ini kalian saat SMA dulu ya, kelas berapa?” tanya Seunggi.
            “ Saat kita di kelas 2. Entahlah mengapa foto ini ada di sini..” jawab Hyejin.
            “ Ara apa nanti ada pertemuan dengan arsitek ini?” tanya Sora yang semakin penasaran dengan apa yang terjadi.
            “ Yaa sepertinya ada, pasti ada di setiap pameran karya seseorang, pasti ada, memang kenapa Sora?” jawab Ara.
            “ Aku ingin memastikan apakah arsitek itu orang itu atau bukan” jawab Sora dengan mata yang sudah berkaca- kaca. Dan Seunggi dan Ara yang menepuk pundak Sora.
            Acara pertemua dengan arsitek tersebut itu pun dimulai. Dengan seorang pembawa acaranya seorang wanita yang seusia mereka.
            “ Kita panggilkan arsitek luar biasa kita Song Joongki!!!” ucap pembawa acara itu sambil mengangkat tangan kanannya bertanda arsitek itu akan masuk kedalam ruangan itu dari sebelah kanan pembawa acara itu. Hati Sora bergetar dan terasa tidak ada tenaga untuk ia berdiri setelah mendengar kata Song Joongki. Tiba- tiba perhatian semua wartawan berpindah kepada Sora yang tiba- tiba duduk di lantai karena tidak kuat berdiri sambil menitihkan air mata.
            “ Sora kau tidak apa- apa??” kata Hyejin yang khawatir dengan keadaan sahabatnya.
            “ Song Joongki? Joongki…? Apa benar dia Song Joongki?” dengan suara yang bergetar dan air mata yang menetes dari pipi deorang mahasiswa arsitertur itu sambil melihat seorang laki- laki yang memakai stelan jas warna hitam yang ada dihadapannya.
            “ Sora!!! Kau Choi Sora???” ucap Joongki yang tidak percaya ada seorang gadis yang saat sangat bererti baginya. Joongki mendekat pada Sora yang berniat untuk membantu Sora berdiri, tapi dia dihalangi oleh Ara dan Seunggi.
            “ Ara.., dan kau?” tanya Joongki.
            “ Iya aku Ara mau apa kau?”jawab Ara. Seunggi dan Ara langsung membantu Sora bangun dan membawa Sora untuk pulang ke rumahnya di Busan. Setelah mereka meninggalkan acara pameran di Gedung Namsan tersebut, Joongki yang ditanyai banyak pertanyaan oleh wartawan tidak berkonsentrasi dan terus memikirkan keadaan Sora, apakah dia sehat? Apa dia baik- baik saja? dimana dia sekarang?.
            Di dalam mobil Juke milik Seunggi, Sora tertidur karena kelelahan.
            “ Apa yang tadi dia yang Song Joongki yang selalu Sora tunggu selama 7 tahun ini?” tanya Seunggi kepada Hyejin yang duduk di kursi sebelah supir.
            “ Din dong, kau benar. Dia laki- laki yang menghilang begitu saja tanpa pamit dan tanpa kabar tanpa alasan yang jelas!” jawab Hyejin sinis dan kesal.
            “ Hyejin jangan berkata begitu kita belum tahu apa alasan orang itu pergi begitu saja Hyejin.” Ucap Sora yang bangun dari tidurnya dengan mengusap mukanya.
            “ Sora… kau ini seperti ini karena dia!!” Ucap Hyejin yang marah karena Sora masih membela Joongki.
            “ Yasudah biarkan Sora melakukan apa yang ingin dia lakukan.” Ucap Seunggi dengan muka yang murung juga sedih dengan keadaan Sora.
            “ Maafkan aku ya Hyejin, Seunggi, Ara, maafkan aku. Tapi aku harus tahu mengapa dia menghilang tanpa kabar” ucap Sora dengan suara yang menggetar.
            “ Iya iya aku mengerti perasaanmu, tapi kau jangan sedih lagi Sora” ucap Hyejin. “ Iya, sudah kau jangan menangis ya” ucap Ara sambil menepuk pundak Sora dan memeluknya.
            Sementara itu Joongki di hotel tempat dia menginap, setelah mandi dia duduk di kursi panjang yang bentuknya enak untuk ditiduri yang berwarna putih. Dengan tanggan kanan melipat di belakang kepalanya dan tangan kiri yang memegang sebuah cincin yang terus dia pandangi.
            “ Maafkan aku Sora, maafkan aku, aku juga tidak ingin pergi tanpa mengatakan apa- apa padamu. Maafkan aku” Joongki yang sedih dengan sebuah cincin yang dia genggamnya.
            Setelah satu hari berlalu, saat Sora dan sahabatnya juga Seunggi sedang berjalan di halaman Universitas Kyung Hee. Tiba- tiba ada sebuah sepatu hitam yang mengkilat mendekati Sora.
            “ Sora.. ada yang ingin aku katakan. Bisakah kau ikut denganku?” ucap Joongki mengajak Sora.
            “ Apa yang ingin kau katakan? Tidak bisakah dibicarakan di sini saja?” ucap Sora tegas.
            “ Alasan mengapa aku pergi” ucap Joongki,
            “ Kalau memang itu yang ingin kau katakan, katakan di sini saja, mereka sahabat- sahabatku mereka juga berhak tahu mereka juga temanmu juga aku, aku juga temanmu bukan?”. Ucap Sora tegas, tanpa ada jawaban dari Joongki. “ Jika tidak ada jawaban, ku anggap kau sudah mengatakannya.” Sora pergi meninggalkan Joongki, ketika Sora melangkah.
            “ Choi Sora Saranghae, jeongmal Saranghamnida. Apa kau mendengarnya? Maafkan aku telah pergi tanpa pamit, maafkan aku juga tidak menghubungimu selama 7 tahun ini, maafkan aku Sora” Joongki jatuh berlutut tapi berlawan arah dengan Sora.
            Hyejin, Ara dan juga Seunggi meninggalkan mereka berdua, karena mereka tahu kalau Sora dan Joongki perlu berbicara.
            “ Apa aku tidak salah dengar?” ucap Sora.
            “ Tidak Sora, aku mencintaimu Choi Sora, aku menunggu waktu kapan aku bisa bertemu denganmu lagi selama 7 tahun ini” ucap Joongki tegas.
            Mereka pun duduk di sebuah bangku taman dibawah bunga Sakura yang berguguran.
            “ Bagaimana kabarmu selama ini?” tanya Sora penasaran.
            “ Aku baik- baik saja, kau, bagaimana kabarmu?” tanya Joongki kembali.
            “ Aku? Kau baik- baik saja, sementara aku selama ini memikirkanmu, bagaimana keadaanmu disana. Kalau tahu begitu aku tidak akan membuat otakku memikirkanmu, kalau kau memang benar- benar baik- baik saja.” ucap Sora.
            “ Sora.. maafkan aku ya, aku pergi mendadak karena aku mendapat beasiswa ke Amerika untuk kuliah, itu kesempatan baik kau tahu kan orang tuaku bukan seperti orang tuamu yang bisa menyekolahkanmu dimana saja dengan apa yang mereka punya. Kau beda denganku, aku harus memanfaatkan kesempatan yang ada dengan sebaik mungkin, Sora maafkan aku ya sekarang aku kembali untuk membuktikan kalau akau pantas denganmu” jelas Joongki.
            “ Kenapa kau tidak menghubungiku lewat e-mail. Benarkah kau pantas denganku?” ucap Sora bercanda.
            “ Sora aku sudah minta maaf padamu, aku sudah menjelaskan apa alasanku” ucap Joongki.
            “ Song Joongki aku cuma bercanda, iya aku mengerti sekarang.” Jawab Sora.
            “ Sora….. apa dihatimu sudah ada nama lain?” tanya Joongki penasaran.
            “ Sudah” jawab Sora.
            “ Siapa??” tanya Joongki cemas.
            “ Arsitek luar biasa itu yang dari luar negeri” jawab Sora.
            “ Kau ini,apakah itu aku? Ya aku yakin pasti aku kan, Na nemou bogosiposo (aku sangat rindu padamu) Sora” ucap Joongki lega sambil memeluk Sora yang tersenyum.
            Sahabat- sahabatnya juga Seunggi muncul dengan gembira.
            “ Joongki kau ini benar- benar hebat bisa membuat sahabatku yang asalnya ceria menjadi pendiam yang kerjaannya menggambar sambil mendengarkan lagu berjudul 7 Years of Love yang dinyanyikan oleh Kyuhyun” ucap Hyejin yang tiba- tiba muncul bersama Ara dan Seunggi.
            “ Apakah kau sampai seperti itu? Maafkan aku ya Sora” ucap Joongki.
            “ Apa kau sudah merasa baik Sora?” tanya Seunggi.
            “ Ya aku merasa lebih baik” jawab Sora.
            “ Apa kalian ingin makan dubbokki di kedai bibi Minam?” ajak Ara.
            “ Apa kedainya masih buka?” tanya Joongki.
            “ Iya, pastinya” ucap Sora.
            “ Ayo kita kesana!!” ucap Seunggi semangat.
            Keesokan harinya sebelum pergi ke Universitas Kyung Hee, Cho Ara ditemani Sora dan Hyejin membeli sebuah majalah disebuah toko buku dekat Universitas Kyung Hee.
“ Majalah ----- ada?” Ara bertanya pada salah satu pegawai toko buku tersebut.
“ Ini, silahkan bayar di kasir” pegawai itu memberikan apa yang Ara maksud. Mereka pun pun berlalu, dan Ara sibuk denagn majalah yang baru ia beli tadi. Namun baru beberapa langkah ia berhenti “APAAA?” Ara tidak bisa mengatakan apa- apa dan membuat kedua sahabatnya bingung dengan tingkah Ara. Hyejin dan Sora merebut majalah yang Ara baca tadi, dan membaca bersama highlight dengan judul ” Arsitek luar biasa, Song Joongki: Tunanganku seorang mahasiswa Arsitektur di Universitas Kyung Hee”.
      
Tamat
Alhamdulillah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar